H-2 Jelang Penutupan, Kuota Penjualan Saving Bond Ritel SBR014 Tersisa Rp3,6 Triliun
Menjelang penutupan masa penawaran, penjualan Savings Bond Ritel (SBR014) mencapai Rp11,4 triliun. Seri tenor 2 tahun (SBR014T2) jadi favorit investor karena fleksibel dan kupon 6,25%. Masa penawaran ditutup 7 Agustus 2025.

JAKARTA – Menjelang penutupan masa penawaran Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR014 dalam dua hari ke depan, penjualan obligasi ini telah mencapai 76,16% dari total target Rp15 triliun. Berdasarkan data dari mitra distribusi PT Bibit Tumbuh Bersama pada Selasa (5/8/2025) pukul 11.30 WIB, jumlah pemesanan telah menyentuh angka Rp11,40 triliun.
Rinciannya, SBR014T2 (tenor 2 tahun) mencatat penjualan Rp8,89 triliun, sementara SBR014T4 (tenor 4 tahun) terjual Rp2,53 triliun. Dengan demikian, sisa kuota pembelian SBR014T2 tersisa sekitar Rp1,10 triliun atau 11,1%, sedangkan SBR014T4 masih menyisakan sekitar Rp2,46 triliun atau 49,4%. Data ini mengindikasikan bahwa instrumen dengan tenor lebih pendek lebih menarik bagi investor.
Christian Halim, Head of Investment di Bareksa, menegaskan bahwa SBR014T2 menjadi pilihan utama investor. “Kupon sebesar 6,25% per tahun dan tenor yang pendek membuat instrumen ini dinilai lebih fleksibel oleh investor, terutama yang memprioritaskan likuiditas jangka menengah,” ujarnya.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan resmi membuka masa penawaran SBR014 sejak 14 Juli hingga 7 Agustus 2025. Obligasi ini terdiri dari dua tenor:
-
SBR014T2 (2 tahun) dengan kupon awal 6,25%
-
SBR014T4 (4 tahun) dengan kupon awal 6,35%
Kedua seri menggunakan sistem kupon mengambang dengan batas minimal (floating with floor).
Untuk kupon awal, SBR014T2 menetapkan suku bunga sebesar 6,25% berdasarkan suku BI 5,5% ditambah spread 75 basis poin (bps), berlaku selama 3 bulan pertama dari 14 Agustus hingga 10 November 2025.
Sedangkan SBR014T4 memberikan kupon 6,35% dari BI Rate 5,5% ditambah spread 85 bps.
Pembayaran kupon pertama akan dilakukan pada 10 September 2025. Pemerintah juga menetapkan batas pembelian maksimal:
-
Rp5 miliar untuk SBR014T2
-
Rp10 miliar untuk SBR014T4
Instrumen SBR014 merupakan obligasi ritel tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, serta tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo, kecuali dalam masa early redemption.
Periode early redemption ditetapkan sebagai berikut:
-
10 September 2026 untuk SBR014T2
-
10 September 2027 untuk SBR014T4
Bagi masyarakat yang ingin berinvestasi, pemesanan SBR014 dapat dilakukan melalui 17 bank, 5 perusahaan sekuritas, dan 4 perusahaan fintech yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai mitra distribusi resmi.
What's Your Reaction?






