Penambang Bitcoin Catat Keuntungan Tertinggi Sejak Halving April 2024

JAKARTA – Bulan Juli 2025 menjadi periode paling menguntungkan bagi penambang Bitcoin sepanjang tahun ini. Laporan analis JPMorgan, Reginald L. Smith dan Charles Pearce, menyebutkan bahwa rata-rata pendapatan harian penambang mencapai USD 57.400 per exahash per detik (EH/s), metrik yang digunakan untuk mengukur kekuatan komputasi di jaringan Bitcoin.
“Juli menjadi bulan dengan profitabilitas tertinggi bagi penambang Bitcoin sejak halving terakhir pada April 2024,” tulis keduanya, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (5/8/2025).
Dari 13 penambang besar yang dipantau JPMorgan, 10 di antaranya mampu mengungguli kenaikan harga Bitcoin yang bulan lalu naik sekitar 8%. Menurut data CoinGecko, BTC sempat menembus rekor baru di USD 122.838 pada Juli sebelum terkoreksi, namun masih bertahan tidak jauh dari level tertinggi tersebut.
Tantangan Pasca Halving
Meski keuntungan meningkat, para penambang tetap menghadapi tantangan besar. Halving pada April lalu memangkas imbalan blok dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC, sehingga berdampak pada menurunnya margin. JPMorgan mencatat laba kotor harian per EH/s merosot 43%–50% dibandingkan sebelum halving.
Selain itu, tingkat kesulitan penambangan naik 9% hanya dalam sebulan, membuat proses validasi transaksi di blockchain semakin sulit. Data Farside Investors juga menunjukkan sebagian besar penambang besar mengalami penurunan jumlah Bitcoin yang berhasil ditambang dalam empat hingga enam bulan pertama tahun ini.
Biaya Operasional Membengkak
Aktivitas penambangan umumnya dijalankan di fasilitas berskala industri dengan ribuan komputer berdaya tinggi yang terus beroperasi. Konsumsi listrik yang masif menjadikan harga energi sebagai komponen terbesar dalam struktur biaya. Jika harga Bitcoin turun, keuntungan para penambang dapat tergerus tajam karena biaya listrik cenderung tetap tinggi.
Laba MARA Melonjak, Saham Justru Terkoreksi
MARA Holdings, perusahaan tambang Bitcoin terbesar di dunia, melaporkan kinerja keuangan impresif pada kuartal II/2025. Pendapatannya naik 64% secara tahunan menjadi USD 238 juta, sementara laba bersih meroket 505% hingga mencapai rekor USD 808 juta. Kenaikan tersebut terutama ditopang peningkatan nilai portofolio Bitcoin mereka yang melonjak USD 1,2 miliar.
Namun, pasar masih berhati-hati. Saham MARA justru turun 3,6% pada perdagangan Jumat, mencerminkan kekhawatiran investor terkait prospek jangka panjang sektor pertambangan kripto yang penuh tekanan biaya dan risiko regulasi.
Disclaimer: Artikel ini tidak bertujuan memberikan rekomendasi investasi. Segala keputusan jual beli aset kripto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.
What's Your Reaction?






