Rekomendasi Perbanas Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jelang Akhir 2025

JAKARTA – Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) mengeluarkan sejumlah usulan kebijakan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di paruh kedua tahun 2025. Fokus utama mereka adalah menjaga stabilitas ekonomi serta memulihkan kepercayaan publik, khususnya dari kelompok masyarakat kelas menengah atas yang kini mengalami tekanan daya beli.
Perbanas menekankan bahwa konsistensi serta kredibilitas kebijakan makroekonomi sangat penting untuk memperkuat ekspektasi pasar. Selain itu, efisiensi penyaluran pembiayaan ke sektor-sektor prioritas juga dinilai krusial guna mempercepat transformasi ekonomi nasional.
Lima Strategi Utama dari Perbanas
-
Optimalisasi Anggaran Pemerintah
Ketua Bidang Riset dan Kajian Ekonomi Perbankan Perbanas, Aviliani, menyampaikan bahwa alokasi belanja negara baik dari APBN maupun APBD harus diarahkan ke sektor yang bisa langsung merangsang konsumsi masyarakat. “APBN dan APBD harus menjadi motor pertumbuhan ekonomi di daerah,” ujarnya dalam acara Perbanas Review of Indonesia's Mid-Year Economy 2025. -
Dorongan Investasi oleh BUMN dan Danantara
Perbanas mendorong BUMN dan entitas seperti Danantara untuk mempercepat investasi, khususnya di sektor strategis, padat karya, dan produktif, agar bisa menarik investasi swasta ikut serta memperkuat struktur ekonomi. -
Insentif untuk Sektor Tertekan
Pemerintah disarankan memberikan stimulus atau insentif khusus kepada industri yang terdampak oleh lemahnya daya beli serta tekanan global seperti perang dagang yang dipicu oleh kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump. -
Perluasan Kredit oleh Perbankan
Dengan tren penurunan suku bunga, Perbanas menyarankan agar bank mulai memperluas penyaluran kredit, terutama pada sektor-sektor yang sejalan dengan prioritas pembangunan nasional. “Memang target pertumbuhan kredit 10% cukup berat, tapi kami proyeksikan bisa tumbuh sekitar 8,7% secara nasional,” jelas Aviliani. -
Penguatan Data dan Bantuan Sosial Produktif
Perbanas juga mendorong penggunaan data keuangan rumah tangga yang lebih terintegrasi secara nasional, guna meningkatkan efektivitas kebijakan ekonomi. Selain itu, bantuan sosial sebaiknya ditautkan langsung dengan kegiatan produktif dan didukung oleh sistem pemantauan yang transparan.
Optimisme untuk Semester II-2025
Ketua Umum Perbanas, Hery Gunardi, menambahkan bahwa program-program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan 3 juta rumah berpotensi menciptakan efek berganda (multiplier effect) dalam ekonomi.
“Kalau kebijakan ini berjalan sesuai rencana, dampaknya akan besar terhadap aktivitas ekonomi di sisa tahun ini,” pungkas Hery.
What's Your Reaction?






