Tertekan Sinyal Hawkish The Fed, Bursa Asia Terkapar Imbas Kejatuhan Saham Teknologi Wall Street
JAKARTA - Pasar saham kawasan Asia dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (18/11/2025), melanjutkan tekanan dari sesi sebelumnya. Pelemahan massal ini dipicu oleh sentimen negatif dari Wall Street, terutama akibat aksi jual besar-besaran pada sektor teknologi yang menjadi andalan.
Indeks patokan seperti Nikkei 225 di Jepang, Hang Seng di Hong Kong, dan Shanghai Composite di China sama-sama tercatat terperosot ke zona merah. Kekhawatiran utama investor berasal dari prospek suku bunga tinggi Amerika Serikat yang diperkirakan akan bertahan lebih lama dari perkiraan awal.
Dampak Domino dari Wall Street
Wall Street menutup perdagangan Senin (17/11/2025) dengan performa buruk, dipimpin oleh kejatuhan di sektor teknologi. Indeks Nasdaq Composite, yang didominasi oleh saham-saham teknologi, mengalami penurunan paling signifikan.
Aksi jual ini dipicu oleh komentar hawkish dari pejabat The Fed yang mengisyaratkan bahwa bank sentral AS mungkin belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Tingkat suku bunga yang tinggi umumnya berdampak negatif bagi saham teknologi karena dapat membebani biaya pendanaan dan mengurangi nilai diskonto dari arus kas masa depan perusahaan.
Respon Pasar Asia dan Prospek Hari Ini
Melemahnya bursa Asia pagi ini menunjukkan kuatnya korelasi negatif dengan pergerakan di Wall Street. Investor di kawasan Asia tampak melakukan aksi ambil untung dan menunggu di pinggir lapangan untuk melihat perkembangan lebih lanjut.
"Saham teknologi AS adalah barometer sentimen risiko global. Ketika sektor ini terjual habis-habisan, hampir pasti akan memberikan tekanan pada seluruh pasar saham, termasuk Asia. Investor kini fokus pada data ekonomi AS selanjutnya untuk mencari kejelasan arah kebijakan moneter The Fed," jelas seorang analis pasar.
Selain teknologi, sektor-sensitive suku bunga lainnya, seperti growth stock dan teknologi konsumen, juga mengalami tekanan jual.
Untuk sesi selanjutnya, trader akan memantau:
-
Pergerakan Imbal Hasil (Yield) Obligasi AS: Kenaikan yield obligasi pemerintah AS menjadi sinyal negatif bagi pasar saham.
-
Kekuatan Dolar AS: Mata uang yang menguat dapat membebani eksportir di kawasan Asia.
-
Data Ekonomi dari China: Laporan ekonomi terbaru dari Tiongkok dapat menjadi katalis pergerakan tersendiri.
Dengan dominasi sentimen negatif ini, pasar Asia berpotensi menutup perdagangan di wilayah terendah jika tidak ada katalis positif yang muncul.
What's Your Reaction?
Like
0
Dislike
0
Love
0
Funny
0
Angry
0
Sad
0
Wow
0